Ismesoft — Food Reviewer: Dalam beberapa tahun terakhir, profesi food reviewer semakin populer di Indonesia. Di tengah maraknya konten kuliner di media sosial seperti TikTok, YouTube, dan Instagram, banyak orang tertarik untuk mencoba peran sebagai reviewer makanan — seseorang yang mencicipi berbagai hidangan dan membagikan pengalamannya kepada publik. Tidak hanya sekadar hobi, menjadi food reviewer kini bisa menjadi profesi yang menjanjikan, karena mampu menarik perhatian banyak audiens dan bahkan menghasilkan penghasilan dari kolaborasi dengan restoran, brand kuliner, hingga media besar.
Namun, untuk menjadi seorang food reviewer profesional, tidak cukup hanya suka makan atau jago membuat konten. Dibutuhkan kemampuan observasi rasa, kemampuan komunikasi yang baik, serta strategi konten yang efektif agar hasil review tidak hanya enak ditonton, tetapi juga bisa dipercaya oleh audiens.
Daftar Isi
ToggleApa Itu Food Reviewer?

Food reviewer adalah seseorang yang bertugas mencicipi, menilai, dan membagikan pengalaman tentang suatu makanan atau minuman kepada publik. Biasanya, seorang food reviewer akan mengulas rasa, aroma, tampilan, porsi, harga, hingga pelayanan dari tempat makan yang dikunjunginya. Hasil ulasan tersebut kemudian dibagikan melalui berbagai media seperti blog kuliner, YouTube, Instagram, TikTok, atau bahkan platform penulisan review seperti Google Maps dan Zomato.
Tujuan utama seorang food reviewer bukan hanya sekadar memberikan opini pribadi tentang makanan, tetapi juga menginformasikan dan membantu orang lain menentukan pilihan kuliner yang tepat. Karena itulah, kejujuran dan kemampuan mendeskripsikan rasa menjadi aspek penting dalam dunia review makanan.
Dalam praktiknya, food reviewer memiliki beragam gaya dan fokus konten, tergantung pada platform yang digunakan dan target audiensnya. Berikut beberapa tipe food reviewer yang paling umum:
Food Blogger
Mereka menulis review makanan dalam bentuk artikel di website atau blog pribadi. Food blogger biasanya lebih fokus pada detail, seperti sejarah restoran, bahan makanan, hingga pengalaman makan secara menyeluruh. Contohnya: blog “JajanBaper.com” atau “Eatandtreats”.
Food Vlogger
Jenis ini paling populer di platform video seperti YouTube dan TikTok. Food vlogger menampilkan proses mencicipi makanan secara langsung dengan ekspresi, narasi, dan storytelling visual. Mereka sering disebut juga sebagai content creator kuliner, karena menggabungkan elemen hiburan dan informasi.
Food Critic Profesional
Berbeda dengan reviewer biasa, food critic biasanya bekerja untuk media besar atau publikasi kuliner. Mereka memiliki standar penilaian yang lebih formal, seperti kualitas bahan, teknik memasak, dan konsistensi cita rasa.
Influencer Kuliner
Fokus pada daya tarik visual dan tren viral, influencer kuliner sering membuat konten ringan seperti “review makanan viral”, “kuliner murah meriah”, atau “makanan unik di kota tertentu”.
Menjadi food reviewer sukses bukan hanya tentang makan makanan lezat, tetapi juga tentang kemampuan bercerita dan membangun kepercayaan dengan audiens. Konten review yang menarik tidak hanya membuat penonton lapar mata, tetapi juga memberi informasi yang jujur, relevan, dan mudah dipahami.
Mengapa Profesi Food Reviewer Semakin Populer?

Profesi food reviewer kini sedang naik daun dan menjadi salah satu pekerjaan yang paling diminati di era digital. Dulu, aktivitas mencicipi makanan dan menulis ulasan mungkin hanya dianggap sebagai hobi. Namun, seiring berkembangnya media sosial dan platform berbagi konten, kegiatan review makanan kini berubah menjadi profesi yang bisa menghasilkan uang dan membangun personal branding yang kuat.
Ada beberapa alasan utama mengapa profesi food reviewer Indonesia semakin populer dan diminati banyak orang:
1. Industri Kuliner Terus Berkembang Pesat
Setiap tahun, bisnis kuliner di Indonesia tumbuh dengan sangat cepat. Mulai dari kafe estetik, restoran tematik, hingga makanan kaki lima yang viral, semua berlomba menarik perhatian pelanggan.
Dalam situasi ini, keberadaan food reviewer menjadi sangat penting karena mereka membantu memperkenalkan tempat makan baru, membangun reputasi restoran, dan menarik calon pelanggan melalui ulasan yang jujur serta menarik.
2. Konten Kuliner Mudah Viral di Media Sosial
Tidak bisa dipungkiri, konten bertema makanan selalu memiliki tempat khusus di hati pengguna media sosial. Video review makanan, mukbang, atau kuliner unik sering kali mudah masuk ke FYP (For You Page) TikTok atau trending di YouTube.
Hal ini membuat banyak orang tertarik untuk mencoba menjadi food content creator, karena peluang mendapatkan engagement tinggi sangat besar, bahkan dengan peralatan sederhana seperti kamera ponsel.
3. Peluang Penghasilan yang Menjanjikan
Banyak food reviewer sukses kini menjadikan profesi ini sebagai sumber pendapatan utama. Mereka bisa mendapatkan uang dari berbagai sumber, seperti:
Endorsement dari restoran atau brand makanan,
Program afiliasi produk kuliner,
Pendapatan dari iklan YouTube,
Kolaborasi dengan media atau event kuliner.
Semakin besar jumlah pengikut dan kepercayaan audiens, semakin tinggi pula potensi penghasilan seorang reviewer makanan profesional.
4. Dukungan Platform Digital dan Algoritma
Platform seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts kini sangat mendukung konten video berdurasi pendek dengan visual menarik — format yang sangat cocok untuk review makanan.
Dengan strategi yang tepat dan konsistensi posting, bahkan food reviewer baru bisa mendapatkan ribuan penonton dalam waktu singkat. Google juga semakin menampilkan hasil pencarian berbasis konten visual, sehingga peluang tampil di halaman pertama semakin besar bagi yang mengoptimalkan SEO dan kata kunci kuliner.
5. Kebutuhan Audiens Akan Rekomendasi Otentik
Di era informasi berlimpah seperti sekarang, orang tidak lagi mudah percaya pada iklan. Mereka lebih memilih rekomendasi dari reviewer terpercaya yang memberikan pendapat jujur.
Karena itu, kejujuran dan pengalaman pribadi menjadi modal utama seorang food reviewer untuk membangun hubungan dengan audiens. Review yang apa adanya lebih mudah dipercaya daripada promosi yang berlebihan.
6. Food Reviewing Sebagai Gaya Hidup Baru
Bagi banyak anak muda, menjadi food reviewer bukan sekadar pekerjaan, tapi juga gaya hidup. Aktivitas mencoba makanan baru, mengeksplorasi tempat kuliner tersembunyi, dan membagikan pengalaman secara online kini menjadi bagian dari rutinitas modern yang menyenangkan dan produktif.
Dengan kombinasi antara tren digital, kreativitas konten, dan semangat eksplorasi kuliner, profesi food reviewer akan terus berkembang dan membuka peluang baru bagi siapa pun yang ingin menekuni dunia review makanan.
Tidak heran jika semakin banyak orang mulai membangun akun kuliner mereka sendiri dan bermimpi menjadi food reviewer terkenal di Indonesia.
Cara Menjadi Food Reviewer untuk Pemula

Menjadi seorang food reviewer mungkin terlihat mudah — tinggal makan, memberi komentar, lalu mengunggah konten ke media sosial. Namun, di balik itu semua ada strategi, konsistensi, dan kepekaan rasa yang harus diasah agar Anda bisa dipercaya dan dikenal oleh banyak orang.
Berikut langkah-langkah cara menjadi food reviewer untuk pemula yang bisa Anda ikuti mulai dari nol hingga profesional.
1. Tentukan Gaya Review dan Identitas Anda
Langkah pertama adalah menentukan gaya review makanan yang akan Anda tampilkan. Apakah Anda ingin dikenal sebagai:
Reviewer serius yang menilai detail rasa, tekstur, dan kualitas bahan makanan,
Food vlogger santai yang fokus pada ekspresi dan hiburan, atau
Food influencer yang lebih menonjolkan visual makanan dan tren viral?
Menentukan gaya review membantu Anda membangun identitas unik di antara ribuan food reviewer Indonesia lainnya. Misalnya, Anda bisa fokus pada kuliner kaki lima murah, kuliner pedas ekstrem, atau restoran hidden gem di kota tertentu.
2. Pilih Platform Utama untuk Berkarya
Setiap platform memiliki keunggulannya sendiri:
YouTube: cocok untuk review makanan panjang dan storytelling visual.
TikTok: ideal untuk video pendek, lucu, dan cepat viral.
Instagram: pas untuk foto makanan estetik dan review singkat di caption.
Blog atau Website Pribadi: bagus untuk menulis artikel review makanan yang SEO-friendly dan tahan lama di hasil pencarian Google.
Boleh pilih satu platform dulu yang paling nyaman, lalu kembangkan ke platform lain setelah Anda punya gaya dan audiens tetap.
3. Gunakan Peralatan Sederhana tapi Efektif
Untuk memulai, Anda tidak perlu kamera mahal. Banyak food reviewer pemula sukses hanya dengan smartphone dan pencahayaan yang bagus.
Berikut perlengkapan dasar yang bisa Anda gunakan:
Smartphone berkamera jernih
Lighting portable atau ring light
Mic clip-on untuk suara jernih
Tripod mini agar video stabil
Aplikasi edit video seperti CapCut, VN, atau Premiere Rush
Fokuslah pada kualitas visual dan audio, karena dua hal ini paling berpengaruh terhadap kenyamanan penonton.
4. Pelajari Cara Mendeskripsikan Makanan
Food reviewer yang baik mampu mendeskripsikan rasa dengan kata-kata yang menggugah selera.
Contoh:
“Teksturnya lembut tapi tetap crispy di luar, rasanya gurih dengan sedikit aroma bawang yang menonjol.”
Gunakan deskripsi sensorik seperti rasa, aroma, tekstur, dan visual untuk membuat penonton seolah ikut mencicipi makanan yang Anda review. Hindari komentar terlalu umum seperti “enak banget” tanpa penjelasan tambahan.
5. Konsisten Membuat dan Mengunggah Konten
Kunci utama dalam menjadi food reviewer sukses adalah konsistensi. Buat jadwal unggahan rutin, misalnya dua kali seminggu, agar audiens tahu kapan mereka bisa menantikan konten baru.
Selain itu, pelajari algoritma platform yang Anda gunakan. Misalnya:
Di TikTok: fokus pada durasi pendek dan hook di 3 detik pertama.
Di YouTube: perhatikan watch time dan engagement.
Di Blog: gunakan SEO dengan menempatkan kata kunci seperti review makanan, kuliner viral, dan food reviewer Indonesia secara alami.
6. Bangun Interaksi dan Kepercayaan Audiens
Jangan hanya fokus pada makanan, tapi juga pada cara Anda berinteraksi dengan penonton.
Balas komentar, ajak audiens memberikan saran tempat kuliner, dan tunjukkan kepribadian yang ramah serta jujur. Semakin Anda terlihat autentik, semakin besar kemungkinan orang mempercayai ulasan Anda.
Ingat, kejujuran adalah aset terbesar food reviewer.
7. Evaluasi dan Tingkatkan Kualitas Review
Setelah membuat beberapa konten, lihat mana yang paling disukai audiens. Gunakan feedback untuk memperbaiki gaya berbicara, cara pengambilan gambar, atau penulisan deskripsi.
Terus belajar dari food reviewer populer di Indonesia seperti Nex Carlos, Mgdalenaf, atau Ken & Grat, tapi jangan meniru — temukan keunikan Anda sendiri.
Menjadi food reviewer pemula memang butuh waktu dan usaha, tapi hasilnya bisa sangat memuaskan. Dengan kreativitas, konsistensi, dan kejujuran dalam review, Anda tidak hanya bisa membangun audiens yang loyal, tetapi juga membuka peluang karier di dunia kuliner dan digital marketing.
Tips Membuat Konten Review Makanan yang Menarik

Setelah mengetahui cara menjadi food reviewer, langkah selanjutnya adalah memahami bagaimana cara membuat konten review makanan yang menarik dan informatif. Di dunia yang penuh dengan food vlogger dan content creator kuliner, Anda perlu membuat konten yang berbeda, jujur, dan mudah diingat agar bisa menarik perhatian penonton dan tampil menonjol di antara kompetitor lainnya.
Berikut beberapa tips penting yang bisa Anda terapkan untuk membuat konten kuliner yang menarik dan berpeluang viral di media sosial maupun mesin pencari.
1. Gunakan Sudut Pengambilan Gambar yang Menggoda Selera
Visual adalah elemen paling penting dalam konten review makanan.
Gunakan angle kamera yang menonjolkan kelezatan makanan — misalnya, close-up pada tekstur nasi goreng yang mengepul, keju yang meleleh, atau saus yang menetes perlahan.
Pastikan pencahayaan cukup agar warna makanan terlihat natural dan menggugah selera. Anda bisa menggunakan ring light, atau memanfaatkan cahaya alami dari jendela jika syuting di siang hari.
Tips tambahan:
Gunakan mode portrait atau cinematic untuk hasil lebih profesional. Jika menggunakan smartphone, aktifkan fitur HDR agar warna makanan lebih tajam.
2. Mulai Video dengan Hook yang Menarik
Dalam 3 detik pertama, penonton akan memutuskan apakah mereka akan melanjutkan menonton atau tidak.
Mulailah konten Anda dengan kalimat pembuka yang memancing rasa penasaran, seperti:
“Katanya ini ayam geprek paling pedas se-Jakarta, tapi rasanya beneran enak nggak sih?”
“Sate ini viral karena dagingnya bisa dipotong sendok, masa sih?”
Gunakan ekspresi wajah dan intonasi suara yang hidup agar penonton langsung tertarik sejak awal.
Teknik ini penting terutama untuk platform seperti TikTok dan YouTube Shorts di mana durasi video pendek dan kompetisi tinggi.
3. Gunakan Bahasa Deskriptif Saat Menjelaskan Rasa
Salah satu ciri food reviewer profesional adalah kemampuannya dalam mendeskripsikan rasa dengan detail dan menggugah selera.
Daripada hanya berkata “enak banget”, cobalah menjelaskan secara sensorik, misalnya:
“Rasanya gurih dengan aroma bawang yang kuat, teksturnya renyah di luar tapi lembut di dalam.”
Gunakan kata-kata yang menggambarkan rasa, tekstur, aroma, dan sensasi setelah makan.
Semakin detail Anda menggambarkan makanan, semakin mudah penonton membayangkan rasa tersebut.
4. Tampilkan Proses Makan dan Reaksi Asli
Penonton suka melihat reaksi jujur dan spontan dari seorang reviewer. Jangan takut menunjukkan ekspresi nyata — entah itu kaget karena pedas, terkejut karena enak, atau kecewa karena rasanya biasa saja.
Itu membuat konten Anda terasa lebih autentik dan relatable.
Kalau memungkinkan, tampilkan juga proses penyajian makanan, misalnya saat pelayan datang membawa piring, saat makanan masih mengepul, atau ketika Anda mencampur bumbu. Elemen-elemen ini menambah drama visual dan membuat video lebih dinamis.
5. Berikan Informasi yang Lengkap dan Relevan
Selain membahas rasa, sertakan juga informasi penting yang dicari penonton:
Lokasi tempat makan
Harga makanan dan minuman
Jam buka restoran atau kedai
Rating pribadi atau rekomendasi menu
Dengan begitu, konten Anda tidak hanya menarik tapi juga informatif. Orang akan lebih mudah mempercayai dan menyimpan video Anda sebagai referensi kuliner di kemudian hari.
6. Jaga Kejujuran dalam Review
Kejujuran adalah hal paling berharga dalam profesi food reviewer.
Jika makanan memang tidak sesuai ekspektasi, sampaikan dengan sopan tanpa menjatuhkan usaha pemilik restoran.
Misalnya:
“Bumbunya lumayan kuat, tapi menurut saya rasanya agak terlalu asin untuk selera pribadi.”
Pendekatan seperti ini menjaga reputasi Anda sebagai reviewer yang objektif dan profesional, sekaligus membangun kepercayaan jangka panjang dengan audiens.
7. Perhatikan Narasi dan Alur Cerita (Storytelling)
Konten yang bagus bukan hanya soal makanan, tapi juga cerita di baliknya.
Misalnya, kisah penjual kaki lima yang sudah berjualan selama 30 tahun, atau makanan yang punya resep turun-temurun. Cerita seperti ini menambah nilai emosional dan membuat penonton merasa lebih terhubung.
Gunakan gaya storytelling ringan dan alami agar review terasa seperti percakapan, bukan iklan.
8. Gunakan Musik dan Editing yang Tepat
Musik latar (background music) bisa memperkuat suasana video. Pilih musik yang sesuai dengan mood konten: ceria untuk review street food, tenang untuk kafe estetik, atau upbeat untuk makanan viral.
Gunakan cut cepat (fast cuts) dan transition halus agar video tidak membosankan.
Kalau menulis artikel di blog, tambahkan foto atau video pendek agar pembaca betah dan waktu kunjungan meningkat — ini juga meningkatkan nilai SEO.
9. Akhiri dengan Ajak Penonton Berinteraksi
Di akhir konten, jangan lupa ajak audiens untuk ikut terlibat:
“Kalau kamu punya rekomendasi tempat makan enak lainnya, tulis di kolom komentar ya!”
“Menurut kamu, makanan ini worth it nggak buat dicoba?”
Call-to-action (CTA) seperti ini membantu membangun komunitas dan meningkatkan engagement, yang sangat penting bagi algoritma media sosial maupun SEO blog Anda.
Cara Mendapat Penghasilan Sebagai Food Reviewer

Menjadi food reviewer bukan hanya soal mencicipi makanan dan membagikan pendapat, tetapi juga bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan jika dijalankan dengan strategi yang tepat. Banyak food reviewer Indonesia yang kini sukses mendapatkan penghasilan dari berbagai platform digital seperti YouTube, Instagram, TikTok, dan blog pribadi.
Berikut beberapa cara realistis dan terbukti efektif untuk menghasilkan uang dari konten review makanan.
1. Kerja Sama dengan Restoran dan Brand Makanan (Endorsement)
Salah satu sumber penghasilan utama food reviewer profesional adalah dari endorsement atau kerja sama berbayar.
Restoran, kafe, dan brand kuliner sering kali membutuhkan reviewer untuk mempromosikan produk mereka secara autentik.
Biasanya, kerja sama ini berupa:
Review berbayar di media sosial (Instagram Reels, TikTok, atau YouTube)
Liputan khusus di restoran baru
Pembuatan konten promosi dengan gaya natural
Tips:
Bangun reputasi dengan tetap jujur dan menjaga kepercayaan audiens. Brand lebih tertarik bekerja sama dengan reviewer yang memiliki influence kuat dan engagement tinggi, bukan hanya banyak followers.
2. Monetisasi Konten di YouTube dan TikTok
Jika Anda aktif membuat video review makanan, platform seperti YouTube dan TikTok bisa menjadi sumber penghasilan besar.
Keduanya memiliki program monetisasi resmi yang memungkinkan kreator mendapatkan uang dari jumlah penayangan dan interaksi penonton.
YouTube Partner Program (YPP): Anda akan dibayar berdasarkan jumlah tayangan iklan di video Anda. Semakin banyak penonton, semakin besar pendapatan.
TikTok Creator Rewards Program: TikTok memberikan insentif untuk kreator dengan video viral atau memiliki engagement tinggi.
Selain itu, Anda juga bisa menghasilkan uang melalui:
Super Thanks atau donasi dari penonton (di YouTube)
Live streaming dengan gift (di TikTok)
Sponsor di dalam video (brand placement)
Contoh nyata: Banyak food vlogger Indonesia seperti Nex Carlos atau Tanboy Kun yang berhasil mendapatkan penghasilan jutaan rupiah per bulan dari konten kuliner.
3. Menulis Review di Blog dan Mendapatkan Penghasilan dari Iklan
Jika Anda lebih suka menulis, membuat blog review makanan bisa menjadi sumber pendapatan pasif jangka panjang.
Anda bisa menulis artikel SEO-friendly tentang tempat makan, resep, atau tips kuliner — seperti “Tempat Makan Murah di Jakarta” atau “Rekomendasi Street Food Viral”.
Cara monetisasinya antara lain:
Google AdSense: Menampilkan iklan di blog, dan Anda dibayar setiap kali pengunjung mengklik iklan.
Affiliate Marketing: Mempromosikan produk makanan, alat dapur, atau layanan pesan antar (seperti GoFood, GrabFood) dengan tautan afiliasi. Setiap pembelian melalui link Anda akan menghasilkan komisi.
Kerja sama konten sponsor: Restoran atau brand makanan membayar Anda untuk menulis review atau artikel promosi.
Kelebihan blog: Mudah dioptimasi untuk SEO, bisa bertahan lama di hasil pencarian Google, dan membangun kredibilitas Anda sebagai food reviewer profesional.
4. Menjadi Brand Ambassador atau Influencer Kuliner
Setelah memiliki audiens yang loyal, Anda bisa menjalin kerja sama jangka panjang sebagai brand ambassador untuk produk makanan, minuman, atau restoran tertentu.
Peran ini biasanya melibatkan pembuatan konten rutin, menghadiri acara brand, dan mempromosikan produk melalui berbagai platform digital.
Keuntungan utama:
Dibayar dalam bentuk honor tetap per bulan
Mendapat produk gratis
Dapat exposure tambahan dari pihak brand
Untuk mencapai tahap ini, penting untuk membangun personal branding yang kuat. Tentukan gaya khas Anda — apakah fokus pada street food, makanan kekinian, kuliner daerah, atau fine dining.
5. Membuat Kelas Online atau Konsultasi untuk Food Reviewer Pemula
Jika Anda sudah berpengalaman, Anda bisa membuka peluang bisnis lain dengan menjadi mentor atau pembicara.
Banyak pemula yang ingin tahu bagaimana cara membuat konten review makanan yang menarik dan bisa menghasilkan uang. Anda bisa:
Membuka kelas online tentang cara menjadi food reviewer profesional
Menawarkan jasa konsultasi pribadi
Menjual ebook panduan food review
Selain menambah penghasilan, langkah ini juga membangun reputasi Anda sebagai ahli di bidang konten kuliner.
6. Menjual Merchandise atau Produk Terkait
Ketika nama Anda sudah dikenal, Anda bisa memperluas sumber penghasilan dengan menjual produk sendiri.
Misalnya:
Merchandise bertema kuliner (kaos, tote bag, atau stiker lucu tentang makanan)
Produk makanan buatan sendiri (sambal, kopi, atau snack khas)
Kolaborasi dengan UMKM kuliner
Ini bisa menjadi strategi diversifikasi pendapatan, sekaligus memperkuat identitas Anda sebagai food influencer profesional.
7. Bergabung dengan Platform Review Kuliner
Selain membuat konten sendiri, Anda juga bisa bergabung dengan platform kuliner populer seperti:
Zomato
PergiKuliner
Traveloka Eats
Google Local Guide
Dengan aktif menulis review di sana, Anda bisa mendapatkan exposure, membangun portofolio, dan bahkan menarik perhatian brand yang ingin bekerja sama.
Beberapa platform juga memberi insentif berupa voucher atau poin yang bisa ditukar dengan hadiah.
Kesimpulan
Menjadi seorang food reviewer bukan sekadar soal mencicipi makanan dan memposting foto di media sosial. Lebih dari itu, profesi ini membutuhkan kepekaan rasa, kemampuan bercerita, dan konsistensi dalam membangun kepercayaan audiens.
Seorang reviewer kuliner yang baik mampu menyampaikan pengalaman makan dengan cara yang menarik, jujur, dan menggugah selera — membuat penonton merasa seolah-olah ikut mencicipi makanan tersebut.
Di era digital seperti sekarang, peluang untuk sukses sebagai food reviewer Indonesia terbuka lebar. Anda bisa mulai dari hal sederhana: mencatat pengalaman makan di blog pribadi, membuat video singkat di TikTok, atau membagikan ulasan jujur di Instagram. Lambat laun, dengan konsistensi dan gaya unik Anda sendiri, konten tersebut bisa berkembang menjadi portofolio profesional yang menghasilkan pendapatan.
Namun, yang terpenting adalah menjaga integritas dan orisinalitas. Audiens lebih menghargai reviewer yang apa adanya, tidak dibuat-buat, dan mampu memberikan pandangan objektif tentang makanan yang mereka coba. Dengan begitu, Anda tidak hanya dikenal sebagai pembuat konten kuliner, tetapi juga sebagai sosok yang dipercaya dan diikuti karena kejujurannya.
Ismesoft
Untuk sobat yang baru merintis usaha baru, jangan takut karena Ismesoft siap membantu kawan entrepeneur semua untuk dapat mencari peluang dalam mengembangkan bisnis atau usaha dengan cara memberikan bantuan berupa asisten akuntansi digital yang praktis dan fungsional. Kawan entrepeneur dapat menghubungi kontak yang tertera pada website ini jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang produk unggulan kami. Terus nantikan kabar terbaru lainnya dari Ismesoft. Bagi kawan entrepeneur yang telah bekerja sama dengan Ismesoft, yuk tulis pengalaman yang kawan rasakan di kolom komentar ya. Nantikan terus tips, tutorial dan konten Ismesoft lainya yaa. Cuma di Ismesoft anda bisa menikmati kemudahan dalam mengatur keuangan tanpa repot menghitung! Cek website kami di Ismesoft.com