Daftar Isi
ToggleApa Itu Petty Cash?

Karakteristik dan Ciri-Ciri Petty Cash

1. Jumlah yang Relatif Kecil (Nominal Terbatas):
Salah satu ciri paling mencolok dari petty cash adalah nominal dananya yang tidak terlalu besar. Jumlah ini ditetapkan berdasarkan kebijakan internal perusahaan dan disesuaikan dengan volume serta frekuensi pengeluaran kecil harian. Misalnya, untuk usaha kecil di Semarang, dana kas kecil bisa jadi hanya berkisar antara Rp500.000 hingga Rp2.000.000 untuk periode tertentu. Batasan ini dibuat untuk menjaga agar dana tidak disalahgunakan dan memudahkan proses rekonsiliasi.2. Digunakan untuk Pengeluaran Rutin dan Mendesak:
Kas kecil didesain khusus untuk membiayai pengeluaran operasional sehari-hari yang sifatnya rutin atau mendadak. Contohnya termasuk pembelian perlengkapan kantor (pulpen, kertas, tinta), biaya transportasi lokal (ojek, taksi, parkir), kebutuhan konsumsi (air mineral, kopi, teh untuk rapat), atau bahkan sumbangan kecil yang tidak terduga. Ini adalah jenis pengeluaran yang jika harus menunggu proses pembayaran formal, akan menghambat kelancaran aktivitas bisnis.3. Pembayaran Dilakukan Secara Tunai:
Berbeda dengan transaksi kas besar yang sering melibatkan cek, transfer bank, atau giro, semua pengeluaran yang menggunakan petty cash dilakukan secara tunai. Ini sesuai dengan tujuannya yang memang untuk memfasilitasi transaksi kecil yang cepat dan tanpa perlu birokrasi perbankan.4. Pengelolaan yang Sederhana:
Proses pengelolaan dan pencatatan petty cash cenderung lebih sederhana dibandingkan dengan pencatatan kas utama. Meskipun tetap memerlukan bukti transaksi dan pertanggungjawaban, prosedur administratifnya dibuat lebih ringkas. Hal ini memungkinkan staf yang ditunjuk untuk mengelolanya tanpa harus menjadi ahli akuntansi formal.5. Adanya Pembentukan dan Pengisian Kembali (Reimbursement):
Dana kas kecil tidak diisi secara terus-menerus. Ia dibentuk dengan menarik sejumlah uang dari kas utama perusahaan. Setelah dana tersebut terpakai habis atau mendekati batas minimum, kasir petty cash akan mengajukan permohonan untuk pengisian kembali (reimbursement). Proses pengisian kembali ini akan mengembalikan saldo petty cash ke jumlah yang ditetapkan (jika menggunakan metode imprest) atau disesuaikan dengan kebutuhan (jika menggunakan metode fluktuasi).6. Memerlukan Bukti Pengeluaran yang Jelas:
Meskipun nominalnya kecil, setiap pengeluaran dari petty cash wajib dilengkapi dengan bukti transaksi petty cash yang sah, seperti struk, kuitansi, atau nota pembelian. Bukti-bukti ini sangat penting untuk akuntabilitas dan proses pertanggungjawaban kepada manajemen atau bagian keuangan.Memahami ciri-ciri ini akan membantu Anda mengenali peran krusial petty cash dalam menjaga efisiensi dan kelancaran operasional harian perusahaan.Fungsi dan Manfaat Petty Cash bagi Perusahaan

1. Meningkatkan Efisiensi Operasional:
Salah satu fungsi krusial petty cash adalah mempercepat proses pembayaran untuk pengeluaran kecil yang sifatnya mendadak dan tidak bisa ditunda. Bayangkan jika setiap kali ada kebutuhan membeli materai atau membayar parkir, karyawan harus mengajukan formulir pengeluaran ke bagian keuangan, menunggu persetujuan, lalu menunggu proses penerbitan cek atau transfer bank. Ini akan memakan waktu berharga dan memperlambat alur kerja. Dengan adanya kas kecil, pembayaran bisa dilakukan secara instan, sehingga karyawan dapat fokus pada tugas-tugas inti mereka dan produktivitas perusahaan tetap terjaga. Ini adalah manfaat utama petty cash dalam hal efisiensi.2. Menyediakan Fleksibilitas Keuangan:
Petty cash memberikan fleksibilitas yang sangat dibutuhkan untuk merespons kebutuhan tak terduga yang memerlukan pembayaran tunai segera. Misalnya, ada klien penting datang tiba-tiba dan perlu disediakan konsumsi, atau terjadi kerusakan kecil pada peralatan kantor yang membutuhkan perbaikan cepat dengan biaya rendah. Tanpa dana kas kecil, perusahaan bisa kehilangan kesempatan atau mengalami hambatan operasional karena kaku dalam sistem pembayaran.3. Mengurangi Beban Administrasi Keuangan:
Setiap transaksi besar yang melibatkan bank (cek, transfer) membutuhkan proses administrasi dan pencatatan yang lebih rumit. Dengan mengalihkan pengeluaran kecil ke petty cash, jumlah transaksi yang harus diproses melalui bank bisa berkurang drastis. Ini secara signifikan mengurangi beban kerja bagian keuangan, mulai dari proses verifikasi, penerbitan cek, hingga rekonsiliasi bank. Manajemen petty cash yang baik berarti lebih sedikit pekerjaan manual dan potensi kesalahan.4. Memudahkan Pengawasan dan Akuntabilitas Pengeluaran Kecil:
Meskipun untuk pengeluaran kecil, setiap uang yang keluar dari petty cash harus dicatat dan dipertanggungjawabkan dengan bukti transaksi. Hal ini mendorong staf yang mengelola kas kecil untuk lebih disiplin dalam pencatatan dan penyimpanan bukti (seperti struk atau kuitansi). Proses ini secara tidak langsung membantu manajemen memiliki kontrol yang lebih baik terhadap pengeluaran sehari-hari, mencegah penyalahgunaan dana, dan memastikan bahwa setiap rupiah terpakai untuk tujuan yang benar. Ini adalah bagian penting dari pengawasan keuangan perusahaan.5. Memastikan Ketersediaan Dana Tunai untuk Kebutuhan Mendesak:
Beberapa jenis pengeluaran memang hanya bisa dibayar tunai, seperti biaya tol, tip kurir, atau pembelian dari warung kecil. Petty cash memastikan bahwa perusahaan selalu memiliki sejumlah uang tunai yang siap sedia untuk menghadapi situasi-situasi tersebut tanpa perlu menarik uang dari ATM atau bank secara berulang.Dengan semua manfaat petty cash ini, jelas bahwa keberadaan dan pengelolaan dana kas kecil yang efektif adalah elemen penting dalam menjaga kelancaran operasional dan akuntabilitas keuangan setiap perusahaan, dari yang terkecil hingga yang terbesar.Metode Pengelolaan Petty Cash

1. Metode Imprest (Dana Tetap)
Metode Imprest Fund System adalah pendekatan yang paling populer dan sering direkomendasikan karena kesederhanaan dan kontrolnya yang ketat. Dalam metode ini:- Jumlah Dana Tetap: Perusahaan menetapkan jumlah nominal petty cash yang konstan dan tidak berubah. Misalnya, manajemen memutuskan bahwa kas kecil akan selalu berjumlah Rp2.000.000.
- Pengeluaran Tidak Dijurnal Secara Langsung: Ketika terjadi pengeluaran dari petty cash, kasir hanya mencatatnya dalam buku kas kecil internal atau lembar pertanggungjawaban. Transaksi ini tidak langsung dijurnal dalam buku besar perusahaan saat itu juga. Tujuan utamanya adalah untuk melacak penggunaan dana.
- Pengisian Kembali (Reimbursement) Mengembalikan Saldo Awal: Pengisian kembali dana hanya dilakukan ketika jumlah kas kecil hampir habis atau pada akhir periode akuntansi tertentu (misalnya, setiap akhir bulan). Saat pengisian kembali ini, dana yang diberikan adalah sebesar jumlah yang telah dikeluarkan atau digunakan.
- Contoh: Jika saldo awal petty cash adalah Rp2.000.000, dan telah terpakai Rp1.500.000, maka saat pengisian kembali, perusahaan akan memberikan Rp1.500.000. Setelah dana ini diterima, saldo petty cash akan kembali menjadi Rp2.000.000. Dengan demikian, jumlah dana kas kecil selalu tetap pada nominal awal setelah setiap pengisian kembali.
- Pencatatan Jurnal Saat Pengisian Kembali: Pencatatan kas kecil metode imprest ke dalam jurnal umum perusahaan dilakukan hanya pada saat pengisian kembali. Pada saat inilah, semua beban yang telah terjadi dicatat, dan akun kas utama perusahaan dikurangi.
- Kontrol yang lebih baik karena jumlah dana selalu tetap.
- Pencatatan jurnal lebih sederhana karena hanya dilakukan saat pengisian kembali.
2. Metode Fluktuasi (Dana Tidak Tetap)
Metode Fluktuasi memiliki pendekatan yang lebih fleksibel, namun mungkin memerlukan pencatatan yang lebih sering. Dalam metode ini:- Jumlah Dana Berubah: Nominal petty cash tidak selalu tetap seperti metode imprest. Jumlah pengisian kembali bisa berbeda-beda tergantung kebutuhan yang diperkirakan.
- Setiap Pengeluaran Dijurnal: Berbeda dengan metode imprest, pada metode fluktuasi, setiap kali ada pengeluaran dari kas kecil, transaksi tersebut langsung dicatat (dijurnal) dalam buku besar perusahaan. Ini berarti akun-akun beban terkait akan didebit setiap kali terjadi pengeluaran.
- Pengisian Kembali Berdasarkan Kebutuhan: Saat kas kecil diisi kembali, jumlahnya bisa lebih besar atau lebih kecil dari jumlah awal, disesuaikan dengan perkiraan kebutuhan di masa mendatang.
- Contoh: Jika saldo awal petty cash adalah Rp2.000.000 dan terpakai Rp1.500.000, perusahaan mungkin mengisi kembali Rp1.800.000 jika memperkirakan kebutuhan akan meningkat, atau hanya Rp1.200.000 jika kebutuhan cenderung menurun. Saldo akhir petty cash setelah pengisian kembali bisa berbeda dari saldo awal.
- Pencatatan Jurnal Lebih Sering: Pencatatan kas kecil metode fluktuasi dilakukan lebih sering karena setiap pengeluaran dicatat.
- Lebih fleksibel dalam menyesuaikan jumlah dana dengan kebutuhan aktual.
- Saldo kas kecil yang tercatat di pembukuan lebih mencerminkan kondisi riil kapan pun.
Langkah-Langkah Mengelola Petty Cash dengan Benar

1. Pembentukan Dana Kas Kecil
Langkah pertama adalah membentuk dana kas kecil itu sendiri.- Penetapan Jumlah: Manajemen perusahaan harus menentukan berapa jumlah awal uang kas kecil yang akan dialokasikan. Jumlah ini harus realistis, mempertimbangkan rata-rata pengeluaran kecil harian atau mingguan. Misalnya, sebuah kantor di Semarang mungkin membutuhkan dana kas kecil yang berbeda dari kantor di Jakarta karena perbedaan biaya operasional.
- Penarikan Dana: Sejumlah uang tunai sesuai nominal yang ditetapkan ditarik dari kas utama perusahaan atau rekening bank.
- Penyerahan kepada Pemegang Kas Kecil: Dana ini kemudian diserahkan kepada individu yang ditunjuk sebagai pemegang kas kecil atau kasir petty cash. Individu ini akan bertanggung jawab penuh atas dana tersebut.
- Jurnal Pembentukan: Dalam pembukuan, akan ada jurnal pembentukan petty cash yang mendebit akun “Petty Cash” dan mengkredit akun “Kas” atau “Bank”.
2. Pencatatan Setiap Transaksi Pengeluaran
Disiplin dalam pencatatan adalah tulang punggung manajemen petty cash yang baik.- Pencatatan Segera: Setiap kali ada pengeluaran dari petty cash, kasir harus segera mencatatnya. Ini bisa dilakukan dalam buku kas kecil khusus, spreadsheet, atau sistem akuntansi digital.
- Detail Transaksi: Catatan harus mencakup:
- Tanggal pengeluaran.
- Deskripsi pengeluaran yang jelas (misalnya, “Pembelian materai dan amplop,” “Biaya transportasi rapat klien”).
- Jumlah pengeluaran.
- Tujuan atau pihak yang menerima pembayaran.
- Penggunaan Voucher Petty Cash: Idealnya, setiap pengeluaran harus disertai dengan voucher petty cash yang diisi dan ditandatangani oleh penerima dana atau pihak yang melakukan pengeluaran. Ini berfungsi sebagai otorisasi internal.
- Koleksi Bukti Transaksi: Minta dan simpan semua bukti transaksi petty cash seperti struk belanja, kuitansi, nota, atau tiket parkir. Bukti ini sangat penting untuk validasi dan audit.
3. Penyimpanan Bukti Transaksi
Bukti fisik adalah kunci untuk akuntabilitas.- Pengarsipan Teratur: Semua struk, kuitansi, dan voucher yang terkumpul harus disimpan dengan rapi dan terorganisir. Anda bisa menempelkannya pada lembar khusus atau menyimpannya dalam map berdasarkan tanggal atau jenis pengeluaran.
- Akses Mudah: Pastikan bukti-bukti ini mudah diakses jika sewaktu-waktu diperlukan untuk verifikasi atau audit.
4. Pengisian Kembali (Reimbursement) Dana
Ini adalah proses di mana kas kecil diisi ulang.- Waktu Pengisian Kembali: Pengajuan pengisian kembali dilakukan ketika dana kas kecil sudah menipis atau pada akhir periode akuntansi yang telah ditentukan (misalnya, setiap minggu atau setiap akhir bulan).
- Pengajuan Permohonan: Pemegang kas kecil mengajukan permohonan pengisian kembali kepada bagian keuangan, melampirkan semua bukti pengeluaran yang telah terjadi dan ringkasan penggunaan dana.
- Verifikasi oleh Bagian Keuangan: Bagian keuangan akan memverifikasi keabsahan setiap pengeluaran berdasarkan bukti yang diserahkan.
- Pemberian Dana Baru: Setelah diverifikasi, dana akan diisi kembali sesuai dengan metode yang digunakan (imprest atau fluktuasi).
- Jurnal Pengisian Kembali: Pada saat ini, bagian akuntansi akan membuat jurnal pengisian kembali petty cash, mendebit akun-akun beban yang terkait dengan pengeluaran (misalnya, Beban Transportasi, Beban Perlengkapan Kantor) dan mengkredit akun “Kas” atau “Bank” utama perusahaan.
5. Verifikasi dan Audit Berkala
Untuk memastikan integritas sistem, verifikasi rutin sangat diperlukan.- Pemeriksaan Mendadak: Manajemen atau bagian audit internal sebaiknya melakukan pemeriksaan mendadak (spot check) terhadap saldo fisik petty cash dan membandingkannya dengan catatan di buku kas kecil.
- Audit Rutin: Lakukan audit secara berkala untuk meninjau seluruh proses pengelolaan petty cash, dari pencatatan hingga pelaporan. Pastikan semua prosedur diikuti, tidak ada selisih dana yang tidak dapat dijelaskan, dan tidak ada indikasi penipuan.
Perbedaan Petty Cash dengan Kas Besar

Fitur Pembeda | Petty Cash (Kas Kecil) | Kas Besar |
1. Jumlah Dana | Nominal relatif kecil, sesuai dengan kebutuhan pengeluaran harian yang terbatas. Misalnya, batas maksimal bisa Rp5.000.000 atau kurang. | Nominal jauh lebih besar, mencakup sebagian besar aset likuid perusahaan. Jumlahnya bisa mencapai miliaran rupiah. |
2. Tujuan Penggunaan | Digunakan untuk pengeluaran rutin, mendesak, dan bernilai kecil yang tidak efisien jika menggunakan cek atau transfer bank (contoh: biaya parkir, materai, konsumsi rapat kecil). | Digunakan untuk pengeluaran besar dan strategis (contoh: pembayaran gaji karyawan, sewa gedung, pembelian aset besar, pembayaran tagihan pemasok utama, investasi). |
3. Metode Pembayaran | Umumnya selalu dilakukan secara tunai. | Pembayaran dilakukan melalui cek, transfer bank, giro, atau instrumen perbankan lainnya. Jarang menggunakan uang tunai dalam jumlah besar. |
4. Otorisasi Pengeluaran | Prosedur otorisasi lebih sederhana, seringkali hanya memerlukan persetujuan dari satu atau dua pihak (misalnya, manajer departemen dan kasir petty cash). | Membutuhkan otorisasi berlapis dari beberapa tingkatan manajemen (misalnya, manajer departemen, direktur keuangan, CEO), terutama untuk pengeluaran besar. |
5. Pencatatan Akuntansi | Pencatatan bisa lebih ringkas, seringkali hanya di buku kas kecil internal atau lembar kerja khusus. Jurnal ke buku besar tergantung metode (Imprest: saat pengisian kembali; Fluktuasi: setiap kali pengeluaran). | Memerlukan pencatatan yang sangat detail di jurnal umum dan buku besar, serta rekonsiliasi bank secara berkala untuk setiap transaksi. |
6. Frekuensi Pengeluaran | Sangat sering atau harian, karena melayani kebutuhan operasional kecil yang berulang. | Fleksibel, tergantung pada jadwal pembayaran dan kebutuhan bisnis (misalnya, bulanan untuk gaji, triwulanan untuk sewa). |
7. Lokasi Penyimpanan | Disimpan di kantor atau area kerja yang mudah diakses (brankas kecil, laci terkunci). Biasanya dipegang langsung oleh kasir petty cash. | Disimpan di bank dalam berbagai jenis rekening (giro, tabungan, deposito) atau, untuk sebagian kecil, dalam brankas utama perusahaan yang sangat aman. |
Kesimpulan
Demikianlah pembahasan lengkap kita mengenai apa itu petty cash atau kas kecil. Dari definisi dasar hingga metode pengelolaan dan perbedaannya dengan kas besar, kita telah melihat betapa vitalnya peran dana kas kecil dalam menjaga denyut operasional harian sebuah perusahaan.Meskipun nominalnya mungkin kecil, petty cash adalah pahlawan tanpa tanda jasa dalam manajemen keuangan. Ia memungkinkan respons cepat terhadap kebutuhan mendesak, mengurangi beban administrasi yang tidak perlu, dan memastikan setiap pengeluaran kecil dapat dipertanggungjawabkan dengan akurat. Pengelolaan kas kecil yang efektif bukan sekadar tentang mencatat keluar masuknya uang; ini adalah tentang menciptakan sistem yang efisien, transparan, dan akuntabel yang mendukung kelancaran bisnis secara keseluruhan.Baik Anda seorang pemilik usaha yang ingin meningkatkan efisiensi operasional di Semarang, seorang akuntan yang mencari cara pengelolaan yang lebih baik, atau sekadar individu yang ingin memahami lebih dalam seluk-beluk keuangan perusahaan, pengetahuan tentang petty cash ini akan sangat berharga. Dengan menerapkan praktik terbaik dalam pengelolaan petty cash, Anda tidak hanya menghemat waktu dan tenaga, tetapi juga memperkuat fondasi keuangan perusahaan Anda untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.Ismesoft
Untuk sobat yang baru merintis usaha baru, jangan takut karena Ismesoft siap membantu kawan entrepeneur semua untuk dapat mencari peluang dalam mengembangkan bisnis atau usaha dengan cara memberikan bantuan berupa asisten akuntansi digital yang praktis dan fungsional. Kawan entrepeneur dapat menghubungi kontak yang tertera pada website ini jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang produk unggulan kami. Terus nantikan kabar terbaru lainnya dari Ismesoft. Bagi kawan entrepeneur yang telah bekerja sama dengan Ismesoft, yuk tulis pengalaman yang kawan rasakan di kolom komentar ya. Nantikan terus tips, tutorial dan konten Ismesoft lainya yaa. Cuma di Ismesoft anda bisa menikmati kemudahan dalam mengatur keuangan tanpa repot menghitung! Cek website kami di Ismesoft.com