Ismesoft — Apa Itu Blue Ocean dalam Industri Kuliner? Industri kuliner adalah salah satu sektor bisnis yang tidak pernah sepi peminat. Dari makanan kaki lima hingga restoran mewah, setiap hari selalu ada pemain baru yang masuk ke pasar. Persaingan yang ketat ini membuat banyak pelaku usaha kuliner terjebak dalam strategi Red Ocean, yaitu berkompetisi di pasar yang sudah penuh sesak dengan produk sejenis. Dampaknya, perang harga menjadi tak terhindarkan, margin keuntungan semakin tipis, dan diferensiasi produk sulit tercapai.
Di sinilah konsep Blue Ocean Strategy hadir sebagai solusi. Alih-alih bertarung di “samudra merah” yang dipenuhi darah akibat persaingan, strategi ini mendorong pelaku usaha untuk menciptakan pasar baru yang masih luas, minim kompetitor, dan memberikan nilai tambah berbeda bagi konsumen. Dalam industri kuliner, pendekatan ini bisa berarti menemukan ide segar dalam menu, cara penyajian unik, inovasi layanan, hingga menciptakan pengalaman makan yang belum pernah ada sebelumnya.
Memahami apa itu blue ocean dalam industri kuliner menjadi penting, karena bisnis makanan dan minuman bukan hanya soal rasa, tetapi juga soal bagaimana menciptakan experience dan value yang membuat konsumen mau memilih Anda dibanding kompetitor. Dengan strategi ini, pelaku usaha bisa keluar dari perang harga dan justru membuka peluang pertumbuhan baru yang lebih berkelanjutan.
Daftar Isi
ToggleApa Itu Blue Ocean?

Blue Ocean Strategy adalah sebuah konsep strategi bisnis yang diperkenalkan oleh W. Chan Kim dan Renée Mauborgne dalam bukunya yang terkenal Blue Ocean Strategy (2005). Inti dari strategi ini adalah bagaimana sebuah bisnis bisa keluar dari persaingan ketat (yang disebut Red Ocean) dengan cara menciptakan pasar baru yang belum dijamah oleh kompetitor.
Dalam istilah sederhana:
Red Ocean = pasar yang sudah penuh, di mana semua pemain bersaing ketat untuk merebut konsumen yang sama. Akibatnya, persaingan harga sulit dihindari, dan bisnis harus berjuang ekstra keras untuk bertahan.
Blue Ocean = pasar yang masih luas dan sepi kompetitor. Di sini, bisnis bisa menciptakan nilai unik sehingga tidak perlu terjebak perang harga, melainkan fokus pada inovasi dan penciptaan permintaan baru.
Contoh sederhana:
Bayangkan ada puluhan warung ayam geprek di satu kota. Semua berlomba-lomba menawarkan harga murah atau porsi besar agar menarik konsumen. Inilah Red Ocean. Tapi jika ada satu restoran yang menawarkan ayam geprek dengan konsep healthy food rendah minyak, disajikan dalam kemasan modern, dan menyasar konsumen muda yang peduli gaya hidup sehat—itulah contoh strategi Blue Ocean.
Ciri-ciri Blue Ocean Strategy:
Menciptakan nilai baru (value innovation), bukan sekadar ikut-ikutan tren.
Membuka pasar baru dengan segmen pelanggan yang sebelumnya tidak tersentuh.
Menghindari persaingan langsung dengan kompetitor yang sudah ada.
Memberikan diferensiasi kuat pada produk atau layanan.
Dalam konteks kuliner, blue ocean strategy bisa diwujudkan melalui inovasi menu, konsep restoran yang unik, model bisnis baru (seperti cloud kitchen), atau bahkan cara pelayanan yang berbeda.
Dengan memahami konsep ini, pelaku usaha kuliner dapat menemukan celah baru untuk berkembang tanpa harus selalu bertarung dalam pasar yang penuh sesak.
Blue Ocean dalam Industri Kuliner

Industri kuliner merupakan salah satu sektor bisnis yang paling dinamis. Setiap tahun selalu ada tren baru yang muncul, mulai dari menu unik, gaya penyajian kreatif, hingga inovasi layanan berbasis teknologi. Namun, tidak semua inovasi tersebut bisa disebut sebagai Blue Ocean Strategy.
Dalam konteks kuliner, blue ocean berarti menciptakan peluang baru yang belum digarap oleh kompetitor, sehingga bisnis Anda tidak hanya bersaing soal harga atau rasa, tetapi benar-benar menawarkan nilai tambah yang berbeda.
Mengapa Blue Ocean Penting di Kuliner?
Persaingan Ketat di Pasar Lama
Hampir setiap kota dipenuhi oleh warung kopi, ayam geprek, hingga makanan cepat saji. Semakin banyak pemain, semakin tipis margin keuntungan.Perubahan Perilaku Konsumen
Konsumen modern tidak hanya mencari makanan enak, tetapi juga mencari pengalaman—mulai dari suasana tempat, konsep pelayanan, hingga cerita di balik produk.Tren Baru yang Cepat Berkembang
Tren makanan dan minuman bisa berubah dalam hitungan bulan. Pelaku usaha yang hanya meniru tren tanpa inovasi akan mudah ditinggalkan konsumen.
Bentuk Blue Ocean di Industri Kuliner
Inovasi Menu dan Konsep Produk
Makanan sehat (plant-based, vegan, rendah kalori).
Kombinasi menu unik, misalnya dessert tradisional dikemas modern.
Minuman dengan konsep ramah lingkungan (zero waste packaging).
Pengalaman Kuliner yang Berbeda
Restoran tematik (misalnya ala film, budaya, atau suasana tertentu).
Immersive dining dengan teknologi visual dan audio.
Chef’s table yang memberikan pengalaman intim langsung bersama koki.
Model Bisnis Baru
Cloud kitchen atau ghost kitchen tanpa dine-in, fokus pada delivery.
Membership kuliner eksklusif, di mana pelanggan mendapat menu khusus tiap bulan.
Kolaborasi antar-brand, misalnya restoran + coworking space.
Pemanfaatan Teknologi
Aplikasi pesan online dengan fitur khusus.
Loyalty program berbasis digital.
Integrasi dengan media sosial untuk menciptakan buzz marketing.
Contoh Kasus Nyata
Es Kopi Susu Literan → Menciptakan pasar baru saat pandemi, menjawab kebutuhan konsumen yang ingin stok kopi di rumah.
All You Can Eat Harga Terjangkau → Membuka segmen pasar baru yang ingin makan puas tanpa khawatir harga membengkak.
Restoran Vegan → Menyasar segmen konsumen yang sebelumnya kurang terlayani, yaitu mereka yang peduli kesehatan dan lingkungan.
Dengan strategi blue ocean dalam industri kuliner, bisnis tidak hanya bertahan dari persaingan, tetapi juga mampu tumbuh lebih cepat karena berhasil menarik perhatian konsumen baru.
Contoh Penerapan Blue Ocean di Bisnis Kuliner

Agar lebih mudah dipahami, mari kita lihat bagaimana strategi blue ocean bisa diterapkan secara nyata dalam industri kuliner. Konsep ini bukan sekadar teori, melainkan sudah banyak digunakan oleh pelaku usaha untuk menciptakan pasar baru dan memenangkan hati konsumen.
1. Es Kopi Susu Literan
Awalnya, kopi lebih banyak dijual per gelas di kafe. Namun saat pandemi, muncul ide menjual kopi dalam botol ukuran literan. Konsep ini menjawab kebutuhan konsumen yang ingin hemat, praktis, dan bisa stok di rumah. Inovasi ini langsung booming dan menciptakan segmen pasar baru yang sebelumnya belum ada.
Nilai unik: praktis, bisa diminum berulang kali, lebih ekonomis dibanding beli per cup.
2. Cloud Kitchen dan Ghost Kitchen
Biasanya, restoran harus punya tempat makan dengan meja dan kursi. Namun, dengan konsep cloud kitchen (dapur bersama) dan ghost kitchen (dapur khusus delivery), bisnis kuliner bisa beroperasi tanpa dine-in.
Nilai unik: biaya operasional lebih rendah, bisa fokus melayani pelanggan online, dan mampu menguji banyak brand kuliner dalam satu dapur.
3. Restoran All You Can Eat Harga Terjangkau
Sebelumnya, konsep makan sepuasnya hanya ada di restoran premium. Namun, ketika konsep ini dibawa ke level harga menengah, pasar baru pun tercipta. Orang yang tadinya tidak pernah mencoba buffet kini bisa menikmatinya dengan harga terjangkau.
Nilai unik: pengalaman makan puas tanpa khawatir membayar lebih.
4. Restoran Vegan dan Plant-Based
Dulu, makanan sehat sering dianggap membosankan. Tapi kini, banyak restoran menawarkan menu vegan dengan rasa enak, tampilan modern, dan suasana kekinian. Hasilnya, segmen konsumen baru yang peduli kesehatan dan lingkungan muncul dan berkembang pesat.
Nilai unik: sehat, ramah lingkungan, sekaligus tetap mengikuti tren lifestyle.
5. Cafe dengan Coworking Space
Banyak kafe hanya menawarkan kopi dan makanan ringan. Tapi dengan tambahan fasilitas coworking space, Wi-Fi cepat, dan suasana kerja nyaman, sebuah kafe bisa berubah menjadi tempat favorit mahasiswa, freelancer, hingga pekerja kantoran.
Nilai unik: tidak hanya tempat ngopi, tapi juga tempat produktif untuk bekerja dan berkolaborasi.
6. Konsep Immersive Dining
Beberapa restoran kini menghadirkan pengalaman makan dengan teknologi visual, audio, hingga interaksi langsung dengan chef. Makan tidak lagi sekadar kenyang, tetapi menjadi sebuah pengalaman berkesan.
Nilai unik: storytelling dalam makanan, menciptakan pengalaman emosional yang membuat konsumen rela membayar lebih.
Inti dari Penerapan Blue Ocean di Kuliner
Semua contoh di atas menunjukkan bahwa Blue Ocean Strategy dalam kuliner selalu berangkat dari kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi. Dengan menghadirkan inovasi yang berbeda, bisnis kuliner bisa membuka pasar baru, meningkatkan nilai produk, sekaligus menghindari persaingan harga yang ketat.
Perbedaan Blue Ocean dan Red Ocean dalam Kuliner

Untuk memahami apa itu blue ocean dalam industri kuliner, penting juga membandingkannya dengan Red Ocean Strategy. Kedua strategi ini sama-sama berbicara tentang bagaimana sebuah bisnis bersaing, namun pendekatan dan hasilnya sangat berbeda.
1. Fokus Bisnis
Red Ocean: Fokus pada kompetisi langsung. Restoran, kafe, atau warung bersaing untuk merebut konsumen yang sama.
Blue Ocean: Fokus pada penciptaan pasar baru. Alih-alih rebutan konsumen lama, bisnis menghadirkan nilai unik yang membuka segmen baru.
2. Cara Bersaing
Red Ocean: Mengandalkan perang harga, promosi diskon, atau saling meniru menu.
Blue Ocean: Menciptakan diferensiasi kuat, seperti inovasi menu, pengalaman pelanggan berbeda, atau model bisnis baru.
3. Kondisi Pasar
Red Ocean: Pasar sudah penuh sesak, sehingga margin keuntungan semakin tipis.
Blue Ocean: Pasar masih luas dan sepi kompetitor, peluang tumbuh lebih besar.
4. Contoh di Industri Kuliner
Red Ocean:
Warung ayam geprek di setiap sudut kota.
Kafe kopi dengan menu standar latte, cappuccino, dan espresso.
Blue Ocean:
Ayam geprek sehat rendah minyak dengan packaging modern.
Kafe dengan konsep coworking space atau membership eksklusif.
Tabel Perbandingan Blue Ocean vs Red Ocean dalam Kuliner
Aspek | Red Ocean (Persaingan Ketat) | Blue Ocean (Pasar Baru & Inovasi) |
---|---|---|
Fokus | Bersaing dengan kompetitor | Menciptakan pasar baru |
Strategi | Perang harga, tiru-meniru, promosi | Inovasi, diferensiasi, nilai unik |
Pasar | Jenuh, penuh pemain serupa | Masih luas, kompetitor sedikit |
Pelanggan | Berebut konsumen lama | Menarik segmen baru / belum terlayani |
Contoh Kuliner | Warung kopi standar di setiap kota | Cloud kitchen, restoran vegan, immersive dining |
Intinya
Red Ocean = kompetisi keras, pasar sesak, margin tipis.
Blue Ocean = inovasi, penciptaan pasar baru, pertumbuhan berkelanjutan.
Dengan memilih blue ocean strategy dalam kuliner, pelaku usaha tidak perlu selalu terjebak perang harga, tetapi bisa fokus pada nilai tambah dan pengalaman baru yang membuat konsumen datang dengan sendirinya.
Langkah Menerapkan Blue Ocean Strategy di Bisnis Kuliner

Menerapkan Blue Ocean Strategy dalam bisnis kuliner berarti menciptakan ruang pasar baru yang minim kompetisi, sehingga bisnis tidak lagi hanya bersaing harga atau promosi, tetapi menghadirkan sesuatu yang benar-benar berbeda dan bernilai bagi konsumen. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa diterapkan:
1. Identifikasi Tren dan Perilaku Konsumen
Pelaku usaha harus memahami perubahan pola makan dan gaya hidup masyarakat. Misalnya:
Meningkatnya kesadaran akan makanan sehat dan rendah kalori.
Konsumen urban yang mencari kepraktisan (grab & go food).
Anak muda yang suka tempat makan instagramable untuk kebutuhan konten.
Dengan memahami tren ini, pelaku usaha dapat menemukan celah inovasi.
2. Lakukan Analisis Kompetitor dengan Kerangka Empat Langkah (Four Actions Framework)
Strategi Blue Ocean sering menggunakan kerangka ini untuk menciptakan diferensiasi:
Eliminate (Hilangkan): Apa yang bisa dihapus dari model bisnis lama yang tidak relevan? Misalnya, dekorasi mewah yang menaikkan harga tapi tidak semua konsumen peduli.
Reduce (Kurangi): Elemen mana yang bisa dikurangi? Contoh: mengurangi porsi menu terlalu banyak pilihan, fokus ke spesialisasi makanan tertentu.
Raise (Tingkatkan): Faktor apa yang bisa ditingkatkan? Contoh: kualitas bahan lokal organik, pelayanan cepat, atau desain tempat yang unik.
Create (Ciptakan): Apa yang bisa diciptakan baru? Misalnya, restoran dengan konsep live cooking, menu fusion unik, atau sistem berlangganan makanan sehat harian.
3. Ciptakan Nilai Unik yang Sulit Ditiru
Inovasi harus punya nilai tambah yang tidak mudah ditiru pesaing. Beberapa contoh di kuliner:
Restoran dengan konsep farm to table (langsung dari petani ke meja makan).
Cafe dengan integrasi teknologi, seperti pemesanan lewat aplikasi dengan rekomendasi menu berbasis AI.
Street food modern dengan standar kebersihan tinggi dan pembayaran cashless.
4. Bangun Brand Story yang Kuat
Dalam Blue Ocean Strategy, tidak hanya produk yang penting, tetapi juga cerita di baliknya.
Contoh: brand makanan yang menonjolkan kisah petani lokal di balik setiap bahan.
Atau restoran keluarga yang mempertahankan resep turun-temurun.
Cerita yang kuat membuat konsumen merasa terhubung emosional dengan brand.
5. Eksperimen dan Validasi Pasar
Sebelum meluncurkan penuh, lakukan uji coba dalam skala kecil. Misalnya, membuka pop-up store di festival kuliner untuk melihat respon pasar. Dari situ, perbaiki menu, harga, atau konsep sesuai masukan konsumen.
6. Gunakan Teknologi dan Digital Marketing
Agar Blue Ocean Strategy lebih efektif, manfaatkan digital marketing untuk menjangkau pasar baru:
Menggunakan TikTok/Instagram untuk menampilkan konsep unik.
Menyediakan layanan pesan antar berbasis aplikasi.
Membuat program loyalitas digital untuk pelanggan setia.
7. Konsistensi dan Pengembangan Berkelanjutan
Setelah menemukan blue ocean, bisnis kuliner harus konsisten menjaga kualitas dan terus berinovasi. Jangan berhenti di satu ide, karena pasar akan terus berubah.
Dengan langkah-langkah ini, pelaku bisnis kuliner bisa keluar dari persaingan ketat (red ocean) dan menciptakan ruang pasar baru yang menguntungkan serta berkelanjutan.
Kesalahan Umum Saat Menerapkan Strategi Blue Ocean

Meskipun konsep Blue Ocean Strategy terdengar menjanjikan, banyak pelaku bisnis kuliner yang gagal menerapkannya karena terjebak pada kesalahan-kesalahan mendasar. Berikut adalah beberapa kesalahan umum yang sering terjadi:
1. Salah Memahami Konsep Inovasi
Banyak pebisnis mengira inovasi berarti sekadar membuat menu baru atau dekorasi berbeda. Padahal, Blue Ocean bukan hanya soal menambah variasi, melainkan menciptakan nilai baru yang benar-benar membedakan dari pesaing.
Contoh kesalahan: restoran hanya menambahkan nama unik pada menu, tetapi rasanya dan konsepnya sama dengan yang sudah ada di pasar.
2. Tidak Melakukan Riset Pasar yang Mendalam
Tanpa riset, pelaku usaha bisa salah membaca kebutuhan konsumen. Hasilnya, produk atau konsep baru yang ditawarkan justru tidak laku.
Contoh kesalahan: membuka restoran vegan di lokasi yang mayoritas konsumennya masih lebih suka daging tanpa melakukan edukasi dan pendekatan pasar terlebih dahulu.
3. Over-Invest Tanpa Validasi Pasar
Beberapa pengusaha langsung mengeluarkan modal besar untuk membangun konsep Blue Ocean tanpa uji coba kecil-kecilan.
Dampaknya: jika ternyata pasar tidak merespons sesuai harapan, kerugian yang ditanggung bisa sangat besar.
Harusnya: lakukan uji coba (trial and error) melalui pop-up store, booth event, atau menu terbatas sebelum ekspansi penuh.
4. Mengabaikan Kualitas Produk Utama
Terlalu fokus pada konsep unik kadang membuat pelaku bisnis lupa pada kualitas rasa dan layanan. Padahal, konsumen tetap menjadikan rasa dan pengalaman makan sebagai faktor utama.
Contoh kesalahan: restoran dengan konsep interior futuristik tetapi makanannya hambar.
5. Meniru Kompetitor Secara Setengah-Setengah
Alih-alih menciptakan pasar baru, sebagian pebisnis hanya meniru inovasi pesaing dengan sedikit perubahan. Hal ini membuat brand kehilangan identitas dan akhirnya tetap terjebak di red ocean.
Contoh kesalahan: setelah ada kafe self-service, banyak kafe lain ikut-ikutan tanpa diferensiasi jelas.
6. Tidak Konsisten dan Mudah Berubah Arah
Banyak bisnis kuliner gagal karena tidak konsisten dengan strategi yang sudah dipilih. Begitu tren lain muncul, mereka langsung mengubah arah bisnis.
Dampaknya: pelanggan bingung dengan identitas brand, sehingga loyalitas tidak terbentuk.
7. Lupa Mengomunikasikan Nilai Unik ke Konsumen
Walaupun sudah punya konsep Blue Ocean, jika tidak dikomunikasikan dengan baik, konsumen tidak akan tahu apa yang membedakan bisnis tersebut.
Contoh kesalahan: restoran dengan menu sehat organik, tetapi tidak menonjolkan manfaat kesehatannya dalam promosi.
Intinya, Blue Ocean Strategy bukan sekadar “beda” dari pesaing, tetapi menciptakan nilai baru yang relevan dengan kebutuhan konsumen. Jika salah langkah, bisnis justru bisa gagal sebelum berkembang.
FAQ tentang Blue Ocean Strategy di Industri Kuliner

1. Apa itu Blue Ocean Strategy dalam bisnis kuliner?
Blue Ocean Strategy adalah strategi menciptakan pasar baru yang belum digarap oleh kompetitor. Dalam kuliner, ini berarti menawarkan konsep, menu, atau pengalaman makan yang berbeda sehingga bisnis tidak perlu bersaing langsung dengan restoran atau kafe yang sudah ada.
2. Apa bedanya Blue Ocean dengan Red Ocean?
Red Ocean = pasar yang penuh kompetitor, saling berebut pelanggan, biasanya berujung pada perang harga.
Blue Ocean = pasar baru yang sepi kompetitor, fokus pada inovasi dan menciptakan nilai unik bagi konsumen.
Contoh sederhana:
Red Ocean = warung kopi pinggir jalan dengan konsep sama.
Blue Ocean = kedai kopi yang menggabungkan konsep co-working space dan kelas barista.
3. Mengapa Blue Ocean Strategy penting di industri kuliner?
Karena bisnis kuliner sangat cepat penuh kompetisi. Dengan Blue Ocean Strategy, pelaku usaha bisa:
Menghindari perang harga.
Menciptakan diferensiasi.
Menarik konsumen baru yang sebelumnya belum tersentuh.
Membuka peluang pertumbuhan jangka panjang.
4. Apa contoh nyata penerapan Blue Ocean di kuliner Indonesia?
Warung Upnormal → awalnya mie instan biasa, tapi dikemas dengan konsep kafe modern untuk anak muda.
Janji Jiwa → mengangkat kopi susu kekinian dengan sistem grab & go.
Geprek Bensu → memodifikasi ayam geprek biasa menjadi tren kuliner nasional dengan brand kuat.
5. Bagaimana langkah awal menerapkan Blue Ocean di bisnis kuliner kecil?
Cari celah pasar atau tren yang belum banyak digarap.
Lakukan riset konsumen untuk memahami kebutuhan baru.
Mulai dari inovasi kecil (menu spesial, layanan unik, atau konsep ruang berbeda).
Uji coba skala kecil sebelum investasi besar.
6. Apa kesalahan yang harus dihindari saat menerapkan strategi ini?
Hanya ikut-ikutan tren tanpa riset.
Menghabiskan modal besar tanpa uji coba.
Lupa menjaga kualitas rasa dan pelayanan.
Tidak konsisten dengan konsep yang sudah dibangun.
7. Apakah semua bisnis kuliner bisa menerapkan Blue Ocean?
Ya, baik restoran besar maupun UMKM bisa menerapkannya. Kuncinya adalah inovasi yang relevan dengan kebutuhan konsumen, bukan sekadar berbeda untuk terlihat unik.
8. Apakah Blue Ocean berarti tidak punya kompetitor sama sekali?
Tidak. Kompetitor pasti akan muncul seiring waktu. Namun, dengan Blue Ocean Strategy, bisnis bisa mendapatkan keuntungan lebih dulu (first mover advantage) dan membangun brand kuat sebelum pasar ramai.
Dengan memahami FAQ ini, pelaku usaha kuliner bisa lebih siap menerapkan Blue Ocean Strategy dan terhindar dari kesalahan yang sering terjadi.
Kesimpulan
Industri kuliner adalah salah satu sektor bisnis yang paling dinamis sekaligus paling kompetitif. Setiap tahun selalu ada tren baru, dari makanan kekinian, minuman unik, hingga konsep restoran yang kreatif. Dalam kondisi seperti ini, sekadar ikut-ikutan tren hanya akan membawa bisnis pada persaingan ketat alias red ocean yang melelahkan dan rawan perang harga.
Melalui Blue Ocean Strategy, pelaku usaha kuliner bisa keluar dari lingkaran kompetisi tersebut dengan cara menciptakan pasar baru, menghadirkan nilai unik, dan menyasar konsumen yang sebelumnya belum tergarap. Strategi ini bukan hanya soal menambah menu atau mempercantik tampilan restoran, melainkan menciptakan diferensiasi yang relevan dengan kebutuhan pelanggan.
Namun, perlu diingat bahwa menerapkan Blue Ocean bukan tanpa tantangan. Diperlukan riset pasar yang matang, validasi ide bisnis, konsistensi dalam eksekusi, serta komunikasi yang tepat kepada konsumen agar mereka memahami nilai unik yang ditawarkan. Jika dilakukan dengan benar, Blue Ocean Strategy dapat menjadi kunci untuk menciptakan bisnis kuliner yang berkelanjutan, memiliki identitas kuat, dan tetap diminati meski tren terus berubah.
Ismesoft
Untuk sobat yang baru merintis usaha baru, jangan takut karena Ismesoft siap membantu kawan entrepeneur semua untuk dapat mencari peluang dalam mengembangkan bisnis atau usaha dengan cara memberikan bantuan berupa asisten akuntansi digital yang praktis dan fungsional. Kawan entrepeneur dapat menghubungi kontak yang tertera pada website ini jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang produk unggulan kami. Terus nantikan kabar terbaru lainnya dari Ismesoft. Bagi kawan entrepeneur yang telah bekerja sama dengan Ismesoft, yuk tulis pengalaman yang kawan rasakan di kolom komentar ya. Nantikan terus tips, tutorial dan konten Ismesoft lainya yaa. Cuma di Ismesoft anda bisa menikmati kemudahan dalam mengatur keuangan tanpa repot menghitung! Cek website kami di Ismesoft.com